• Kamis, 03 Agustus 2023

    Mikroskop

    Mikroskop (dari bahasa Yunani Kuno: μικρός, mikrós, "kecil" dan σκοπεῖν, skopeîn, "melihat") adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara langsung. Ukuran bayangan atau gambar yang dihasilkan oleh mikroskop dapat mencapai jutaan kali ukuran benda aslinya. Perbesaran yang dihasilkan oleh mikroskop bergantung pada jenis mikroskop yang digunakan. Jenis-jenis mikroskop dapat dikelompokkan dengan berbagai kategori. Salah satu caranya adalah melalui metode yang digunakan oleh instrumen tersebut untuk berinteraksi dengan sampel dan menghasilkan gambar. Contohnya dengan mengirimkan seberkas cahaya atau elektron melalui sampel di jalur optik, dan mendeteksi emisi foton dari sampel tersebut untuk membentuk bayangan atau gambar, ataupun dengan memindai permukaan sampel dengan jarak pendek menggunakan probe. Dua jenis mikroskop yang sering digunakan ialah mikroskop optik (sering kali disebut juga sebagai mikroskop cahaya) dan mikroskop elektronIlmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan mikroskop disebut mikroskopi.[1]

    Manfaat dari penggunaan mikroskop yaitu mampu mengukur benda-benda yang tidak dapat terukur dengan ketelitian tinggi oleh alat ukur konvensional, seperti bakterivirussel darah dan sel-sel tubuh makhluk hidup. Mikroskop memiliki skala ukur yang dapat berimpit dengan bayangan benda sehingga ukuran benda dapat diketahui dengan pasti.[2]

    https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fandarupm.co.id%2Fbagian-bagian-mikroskop%2F&psig=AOvVaw0WtC9qmcWsiAbv_UKJpkSE&ust=1691199838789000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBEQjRxqFwoTCNidm67ywYADFQAAAAAdAAAAABAE




    Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]

    Mikroskop optik[sunting | sunting sumber

    Mikroskop optik, disebut juga mikroskop cahaya, merupakan jenis mikroskop yang pertama kali dibuat serta yang paling umum digunakan. Mikroskop optik bekerja dengan prinsip optika. Bagian-bagian dari mikroskop ini terdiri dari satu atau lebih lensa yang mampu menghasilkan gambar yang diperbesar. Perbesaran gambar dilakukan dengan meletakkan benda di bidang fokal dari lensa.[6]

    Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.

    Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).

    Mikroskop Monokuler[sunting | sunting sumber]

    Mikroskop monukuler merupakan sebuah jenis mikroskop yang sangat sederhana. Mikroskop ini dilengkapi satu lensa okuler saja. Mikroskop monokuler ini termasuk ke dalam kelompok mikroskop yang menggunakan cahaya untuk mengamati detil di dalam sebuah sel, yang cahanya berasal dari sebuah cermin.[7]

    Mikroskop Elektron[sunting | sunting sumber]

    Dua jenis utama mikroskop elektron adalah mikroskop elektron transmisi (Transmission Electron Microscope (TEM)) dan mikroskop elektron pemindaian (Scanning Electron Microscope (SEM)). Keduanya memiliki serangkaian lensa elektromagnetik dan elektrostatik untuk memfokuskan berkas elektron berenergi tinggi pada sampel.

    Mikroskop Elektron Pemindaian (SEM)[sunting | sunting sumber]

    Mikroskop elektron pemindaian ini bekerja dengan sinar elektron (bahasa Inggris: electron beam) yang dihasilkan secara termionik dari sumber elektron (bahasa Inggris: electron gun), biasanya menggunakan katoda dilengkapi dengan filamen tungsten. Sinar elektron, dengan energi antara 0.2 keV hingga 40 keV, difokuskan melalui dua lensa kondensor sehingga membentuk spot dengan diameter antara 0.4 nm hingga 5 nm. Sinar yang melewati lensa kondensor kemudian diteruskan melalui scanning coils atau pasangan piring deflektor pada kolom elektron, pada bagian akhir lensa (lensa objektif). Deflektor tersebut mengarahkan sinar pada sumbu x dan y, untuk memindai sebuah area pada permukaan sampel. Selanjutnya sinar tersebut diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya (sample holder). Interaksi antara sumber elektron dengan sampel menghasilkan elektron sekunder (secondary electron), diemisikan oleh atom-atom yang tereksitasi oleh sinar elektron, dan dideteksi menggunakan detektor elektron sekunder (Everhart-Thornley detektor). Berdasarkan posisi dan intensitas elektron sekunder yang terdeteksi, gambar atau projeksi sampel yang sedang dipelajari dapat ditampilkan pada layar monitor.[8]

    Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)[sunting | sunting sumber]

    Dalam penggunaan mikroskop transmisi elektron, elektron melewati sampel, yang analog dengan mikroskop optik dasar. Proses ini membutuhkan persiapan sampel yang sangat hati-hati, karena elektron tersebar kuat pada sebagian besar bahan. Sampel juga harus sangat tipis (di bawah 100 nm) agar elektron dapat menembus sampel tersebut.

    sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Valentina Steva Ariena

    Valentina Steva Ariena - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan